Semua nya berangkat dari sebuah tujuan,
Setiap orang mempunyai visi nya masing-masing.
Semuanya mengatas namakan kebenaran.
Semuanya berdalih itu untuk kebaikan.
Tapi satu yang mereka lupa,
Tujuan yang mereka capai, sesungguhnya tujuan yang bukan apa-apa.
Mereka bilang harus idealis,
Mereka bilang bersifat lah realistis,
Mereka bilang jangan kamu berfikir pragmatis,
Meraka bilang aku ini aktivis,
tapi sungguh aku tidak pernah faham arti kata-kata itu.
Jengah aku dengan kat-kata yang tak umum tersebut.
Yang aku tau, dari kecil Ibu selalu mengajarkan ku agar senantiasa berbagi kebaikan,
Beliau berpesan agar aku menjadi seorang wanita yang kuat dalam menegakan kebenaran,
Bahwa aku harus senantiasa berpegang teguh pada keyakinan dimanapun aku berada.
Dan bahwa hanya ada satu tujuan kita di dunia yaitu pengabdian.
Sungguh sunggingan senyum itu, luapan-luapan amarah kekesalan, kemunafikan, kebencian dan prahara,
hanyalah sedikit dari dinamika kehidupan yang terjadi.
Hidup ini akan terhenti sampai batas yang telah ditentukan, dan ketika nanti
akan kah kita siap dengan hanya lima pertanyaan.
Ah jika sudah berfikir ke sana, rasanya alangkah bodoh diri ini.
alangkah sia-sia semua energi yang kuhabiskan hanya untuk menuruti hawa nafsu ini.
Tapi Tuhan, Engkau tidak pernah membuat sesuatu sia-sia.
Semua yang kau gariskan akan menjadi pelajaran.
Dan atas izin mu,
setiap yang aku tanam,
Pasti akan memberi hasil yang setimpal.
Setiap kekecewaan, akan menjadi titian.
Setiap kebahagian akan menjadi nikmat.
Setiap kebencian akan menjadi sentilan.
Semua itu tidak ada yang percuma.
Tidak percuma.